Ditulis oleh Erabaru News |
Ilmuwan modern sekarang berpendapat, bahwa daya tarik
pasang sistem bumi dan bulan membuat bulan menjadi satelit
sinkronisasinya bumi, artinya waktu yang diperlukan bulan untuk
mengelilingi bumi sama dengan waktu peredaran bulan itu sendiri,
sehingga bagi makhluk di bumi, bulan hanya memiliki satu sisi yang dapat
dilihat. Karena itu, di sisi balik bulan tersebut selalu berupa
sebidang daerah misterius yang tidak pernah diketahui manusia. Kalau
sisi balik bulan bisa terungkap, kemungkinan akan menjawab teori
asal-usul bulan yang masih diperdebatkan. Mungkin paling cepat astronot
baru bisa mendarat di sisi balik bulan pada 2015 nanti.
http://erabaru.net/iptek/81-antariksa-astronomi/2588-sisi-lain-bulan-yang-belum-terungkapPandangan Baru
Beberapa
tahun ini muncul teori alternatif tentang asal-usul bulan yang disikap
dalam buku Prehistoric Civilitation: Inspiration for Mankind. Teori baru
ini didasarkan pada hasil analisa contoh tanah bulan yang dibawa oleh
antariksawan, yang ternyata mengandung besi dan titanium murni yang
tidak mungkin terbentuk secara alamiah. Hal ini menunjukkan bahwa
logam-logam ini bukan terbentuk secara alamiah, melainkan hasil
peleburan yang dilakukan oleh manusia pada suatu masa. Apalagi logam
yang membentuknya berongga, dimana isi di dalam bulan diketahui kosong.
Dengan
bukti tersebut, tidaklah sulit untuk membayangkan bahwa bulan
seyogianya dibuat dan dipasang oleh manusia. Wajah bulan yang asli
kemungkinan sebuah bola metal yang tingkat keterangan cahayanya lebih
terang dibanding sekarang, seiring perjalanan waktu yang panjang, di
bawah kondisi ketiadaan atmosfer, dan ditutupi sejumlah batu dan debu
kosmos sehingga menjadi seperti sekarang. Lantas manusia pada jaman apa
yang mampu menciptakan bulan yang demikian rumit itu?
Cerita
masa lalu seorang kultivator, Guizhen dari Taiwan barangkali bisa
menjadi inspirasi dalam membuka takbir asal-usul bulan (lihat kisah
reinkarnasinya di Era Baru edisi 10). Ia yang pernah berkali-kali
reinkarnasi, mengaku pernah hidup di jaman prasejarah yang sangat maju
teknologinya, jauh melampaui taraf kecanggihan teknologi sekarang.
Kebetulan saat itu dia adalah seorang insinyur yang terlibat dalam
proyek pembuatan bulan.
Guizen ingat di tengah
bulan bukan saja kosong, bahkan dipenuhi dengan aneka instrumen presisi
dan untaian roda yang akurat, tingkat presisi mesin jauh melampaui
teknologi tercanggih saat ini. Mesin-mesin ini dapat menjaga peredaran
bulan mengelilingi bumi secara normal. Mereka menggunakan suatu energi
superdensitas menjaga rotasi dan revolusi bulan, karena itu, dapat
mempertahankan keberlangsungan perputaran bulan hingga sekarang. Bagian
depan bulan waktu itu mengkilap sepenuhnya, di malam hari tampak
memancarkan cahaya di segala penjuru, dan di bagian belakang dipasangi
sejumlah alat kontrol. Karena itu, maka didesain bagian depan selalu
menghadap ke bumi sepanjang masa, sedang disisi baliknya tidak kelihatan
sama sekali dari bumi.
Peradaban manusia
prasejarah, menurut penglihatan Guizen, benar-benar sangat maju,
beberapa peradaban zaman dahulu bisa menempatkan sebuah kota melayang di
langit, benda-benda yang dapat terbang di angkasa bukan hanya pesawat,
kapal uap raksasa saat itu juga dapat terbang di udara. Karena peradaban
dimasa lalu selalu memakai energi yang sangat bersih dan densitas
tinggi, tidak akan mengakibatkan pencemaran lingkungan sehingga dapat
menggerakkan beberapa benda raksasa.
Para ilmuwan
modern menyangka bahwa manusia prasejarah hanya bisa memakai perkakas
yang terbuat dari batu, tidak ada bukti apa pun tentang pemakaian
“listrik”, apalagi teknologi canggih. Dengan dasar itulah mereka
memastikan bahwa peradaban manusia prasejarah itu sangat primitif bahkan
barbar. Mereka meyakini manusia sekarang ini adalah yang paling
berbudaya dan paling maju dalam sejarah. Hal ini sebenarnya berpijak
pada purbasangka dari sudut pandang ilmu pengetahuan modern.
Padahal
justru sebaliknya, dalam sejarah peradaban manusia, perkembangan budaya
sekarang ini tergolong taraf rendah. Manusia prasejarah lebih
mementingkan kekuatan spiritual dibanding manusia modern, mereka tahu
spirit dan materi adalah sama. Mereka selalu menggunakan kekuatan
spiritual individu dalam meningkatkan perkembangan materi, sebaliknya
“manusia modern” sekarang hanya menekankan kemajuan dalam teknologi
sehingga mengesampingkan spritualisme.
Contohnya,
mereka menggunakan kekuatan spiritual dengan cara memancarkan pikiran
lurus agar niat pikiran individu semurni mungkin, dengan demikian maka
bisa memperbesar energi tertentu. Seperti dalam pembuatan bulan, setelah
kerangkanya dirakit di bumi, dan dengan menggunakan sejumlah
perlengkapan mesin yang mirip kristal (sejenis bijih tambang tertentu
yang lebih murni), lalu sekelompok orang meditasi memperkuat energi
bijih tambang tersebut dengan niat pikiran, agar bulan yang maha besar
membubung naik ke angkasa dan masuk ke orbit.
Pekerjaan
merakit selanjutnya dilakukan di atas orbit, mendirikan rangka raksasa,
dan membuat kapal udara dari logam yang tak terhitung banyaknya. Kapal
udara ini berawak tunggal atau ganda, orang-orang mengenakan baju
asronot yang portable, terus bekerja siang malam. Dengan cara itulah
bulan dibuat, dan berhasil diluncurkan ke orbitnya sehingga bisa
mengelilingi bumi. Kemampuan Bulan bisa bertahan terus hingga sekarang
juga tidak lepas dari kehendak Sang Maha Kuasa.
Selama
berjuta-juta tahun bulan berada di atas bumi, selama itu juga debu-debu
alam semesta menutupi permukaan bulan. Wajar saja jika ilmuwan sekarang
menganggap unsur-unsur permukaan bulan terdiri dari berbagai macam yang
membentuk seperti batuan. Benturan dari benda angkasa lain seperti
meteorit kemungkinan juga yang menyebabkan banyaknya kawah di permukaan
bulan.
Teori baru ini tentu masih harus diuji
kebenarannya dalam sejarah. Kalau para ilmuwan modern mampu ke luar dari
bingkai ilmu pengetahuan sekarang ini, mungkin misteri alam semesta ini
baru bisa terkuak.
(Fadjar, diolah dari sumber Dajiyuan)*
|
Baru-baru
ini NASA mengumumkan, bahwa dalam waktu 10 tahun mendatang, Amerika
Serikat akan mengirim astronot untuk mendarat di bagian belakang bulan.
Rencananya, NASA akan membuat sebuah roket terbesar sepanjang sejarah
guna pendaratan di bulan. Di sana, astronot akan mengumpulkan sample
batu, melakukan percobaan ilmiah, menyelidiki apakah di sisi balik bulan
mengandung air. Untuk itu, pada 2008 mendatang NASA akan meluncurkan
instrumen pengamat pertama secara lebih cermat dan seksama, memilih
titik sisi balik Bulan untuk pendaratan.
0 komentar:
Posting Komentar